Minggu, 02 November 2014

MAKALAH ASKEB II MENILAI KEMAJUAN PERSALINAN

BAB. I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
    Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu, khususnya ibu hamil. Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tak dapat terselamatkan yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu dan anak. Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
    Asuhan persalinan kala 1 memegang kendali penting pada ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan.
    Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Kala I dimulai dari pembukaan serviks 1cm sampai dengan 10cm atau pembukaan lengkap.

B.    Tujuan Penulisan
1.    Menjelaskan tentang menilai data dan membuat diagnosa
2.    Menjelaskan tentang menilai kemajuan persalinan
3.    Menjelaskan tentang asuhan kala I







BAB. II
PEMBAHASAN

1.    Menilai Data Membuat Diagnosa
    Diagnosa kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan.
Berdasarkan temuan-temuan dalam riwayat kesehatan, bidan dapat mengambil keputusan ketika ibu dalam persalinan sesungguhnya dan pada kala atau fase berapa ibu sekarang. Secara keseluruhan  proses keputusan klinis terdiri dari : pengumpulan data – diagnosa- penatalaksanaan – evaluasi.
    Ketika anamnese dan pemeriksaan fisik telah lengkap :
1)    Catat semua temuan secara teliti dan lengkap
2)    Gunakan informasi yang terkumpul untuk menentukan apakah ibu sudah dalam persalinan.
3)    Tentukan ada tidaknya penyulit atau masalah yang harus ditatatlaksana secara khusus
4)    Tentukan diagnosa  buat rencana berdasarkan informasi tersebut
5)    Jelaskan semua temuan, diagnosa dan rencana penatalaksanaan pada ibu dan keluarganya sehingga mereka memahami asuhan yang diberikan.

Kategori    Keterangan
Saat persalinan    Tanda-tanda positif persalinan
•    Pembukaan serviks
•    Kontraksi
•    Lendir darah
Kemajuan persalinan normal    Kemajuan berjalan sesuai dengan partograf
Persalinan bermasalah    Contoh : kemajuan persalinan yang lamban.
Kegawatdaruratan saat persalinan    Contoh :
eklamsia, pendarahan, lilitan tali pusat, bayi mengalami kesulitan.
Tabel : Menilai Data

a.    Diagnosa untuk persalinan sesungguhnya
1)    Persalinan  patut  dicurigai  jika  setelah 22 minggu usia kehamilan, ibu sebentar-sebentar merasa nyeri abdomen bertalian dengan lendir bercampur darah (bloody show), agar dapat mendiagnosa persalinan, bidan harus mengkonfirmasikan pembukaan serviks dan kontraksi yang cukup.
2)    Perubahan serviks, persalinan dapat ditentukan jika serviks secara progresif membuka > 3 cm dan menipis
3)    Kontraksi yang cukup
    Kontraksi dianggap cukup bila :
    Kontraksi terjadi teratur, minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung minimal 40 detik
    Uterus mengeras selama kontraksi, misalnya anda tidak dapat menekuk uterus dengan menekan bagian tersebut menggunakan jari anda
       Lendir darah dari vagina (show).

    Sangat sulit untuk membedakan anatara persalinan sesungguhnya dan persalinan semu. Ingat indikator persalinan sesungguhnya ditandai dengan kemajuan penipisan dan pembukaan serviks.
    Pada minggu –minggu sebelum persalinan dimulai, akan terjadi kontraksi uterus yang tidak menyakitkan, semakin tinggi frekuensinya terjadi pada stadium prodormal persalinan yang dapat berlangsung selama 4 minggu. Kontraksi uterus timbul dari miometrium yang dibentuk dari serabut-serabut otot yang saling terjalin dari kedua duktus muller. Bagian tengah duktus saling menyatu dan septum sentralnya lenyap sehingga membentuk sebuah organ berongga uterus.
    Berikut ini adalah tiga lapisan miometerium :
a)    Lapisan tipis longitudinal disebelah luar.
b)    Lapisan spiral ditengah yang tebal, ukurannya semakin mengecil kearah serviks dan hanya membentuk 10% jaringan serviks.
c)    Lapisan dari sirkular yang tipis. Setiap serabut otot tersusun atas berkas-berkas serabut fibrin, yang masing –masing berbentuk kumparan dengan panjang rata-rat 20mm dan diameter 7 mm. Sel-sel ini terdiri atas serabut kontraktil yang lebih kecil dan tersusun dari rantai aktin dan miosin yang saling terjalin dan dibungkus oleh membran permeable.

a.    Ciri- Ciri Kontraksi Miometrium
    Meskipun uterus atas banyak serabut otot, organ ini berfungsi sebagai satu organ muskuler berongga. Miometrium tidak pernah relaksasi sempurna, tonus istirahat antara 6 dan 12 mmHg. Uterus berkontraksi secara teratur sejak awal kehamilan hingga akhir kehamilan, kontraksi uterus(braxton hicks) tidak menimbulkan rasa nyeri. Setiap kontraksi mengakibatkan meningkatnya tekanan intrauteri dengan amplitudo atau intensitas yang berbeda-beda. Kontraksi ini terdiri atas dua elemen, yaitu peningkatan secara cepat sampai mencapai puncak dan pemulihan secara lambat menuju tonus istirahat. Untuk tujuan deskriptif, intensitas kontraksi dikalikan dengan frekuensi (per 10 menit), memberikan suatu aktivitas uterus yang dinyatakan dalam unit montevideo. Kontraksi uterus dimulai dari suatu pacemaker yang terletak dipersambungan tuba falopii dan uterus pada satu sisi . Gelombang kontraksi berjalan kearah dalam dan bawah dari pacemaker dengan kecepatan 2 cm per detik untuk melibatkan seluruh uterus dalam kontraksi pada segmen atas uterus lebih besar karena ototnya lebih tebal dan jumlah aktinomiosin lebih banyak untuk berkontraksi.
    Ketika ibu mengalami kontraksi semu, ibu merasakan kontraksi yang menyakitkan , namun kontraksi tersebut tidak menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Persalinan semu bisa terjadi beberapa hari atau beberapa minggu sebelum permulaan persalinan sesungguhnya. Oleh karena itu, persalinan semu sangat menyakitkan, mungkin sulit bagi ibu untuk menghadapi masa ini dalam kehamilannya. Dengan memberikan dukungan tersendiri dan pemastian ulang persalinan semu menunjukan bahwa persalinan sesungguhnya akan tiba, bidan dapat membantu ibu untuk menghadapi masa sulit tersebut. 
    Contoh diagnosis persalinan fisiologis : G2 P1 A0 hamil 38 minggu 2 hari, inpartu kala 1 fase aktif JTH preskep.
PERSALINAN SESUNGGUHNYA    PERSALINAN SEMU
Serviks menipis dan membuka    Tidak ada perubahan pada servik
Rasa nyeri dengan interval teratur    Rasa nyeri tidak teratur
Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek    Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain.
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah    Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi.
Rasa nyeri terasa di bagian belakang dan menyebar ke depan.    Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan.
Berjalan menambah intensitas    Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa nyeri.    Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri.
Lendir darah sering tampak    Tidak ada lendir darah
Ada penurunan bagian kepala bayi    Tidak ada kemajuan penurunan  bagian terndah janin.
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP di antara kontraksi.    Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi.
Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya.    Pemberian obat penenang yang efesien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu.
Tabel : Karekteristik persalinan sesungguhnya dan semu

2.    Menilai Kemajuan Persalinan
    Untuk menilai kemajuan persalinan, kita dapat menggunakan partograf pada kolom dan lajur kedua, yang berisikan pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin dan kontraksi uterus pada kolom di bawahnya. Temuan-temuan pada kolom tersebut dapat menunjukkan bahwa kala I mengalami :
Kemajuan persalinan, jika :
a)    Kontraksi uterus teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi
b)    Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan, fase aktif (dilatasi berlangsung atau ada di sebelah kiri garis waspada)
c)    Serviks tampak dipenuhi bagian bawah janin
 Kemajuan yang kurang baik, jika :
a)    Kontraksi uterus yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
b)    Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan, fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada)

        Kemajuan yang kurang dapat menyebabkan persalinan lama.Selain menilai kemajuan persalinan partograf juga dapat digunakan untuk menilai :
a)      Kemajuan pada kondisi janin
    Jika DJJ tidak normal (< 100 atau > 180/menit, curiga adanya gawat janin).
    Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan vertek fleksi sempurna digolongkan ke dalam malposisi dan malpresentasi.
    Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama, tangani penyebab tersebut.
b)    Kemajuan pada kondisi Ibu, lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada ibu :
    Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atai IV
    Jika tekanan darah menurun curigai adanya perdarahan
    Jika terdapat acetone di dalam urine, curigai masukan nutrisi yang kurang, segera berikan dekstrose IV.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
    1    2    3    4    5    6    7    8    9    10



    Kolom dan lajur ke-2 pada partograf adalah 2 pencatatan kemajuan persalinan,diisi bagian kiri terdapat angka 0-10 sama dengan jumlah kotak  setiap nomor atau kotak memprestasikan pembukaan 1 cm dan menunjukan besarnya pembukaan serviks . Sepanjang garis paling bawah terdapat angka 0-16 untuk jam dan waktu persalinan setiap nomor /kotak mewakilkan 1jam .

a.    Pembukaan serviks
    Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam ,bila ada tanda-tanda penyulit dilakukan lebih sering  :
1)    Jika ibu datang pada masa laten,catat hasil observasi dan pemeriksaan pembukaan serviks serta waktu pemeriksaan pembukaan serviks serta waktu pemeriksaannya pada KMS ibu hamil /pada berkas lain.
2)    Bila setelah persalinan pertama (ibu datang) his berkurang , kemungkinan belum inpartu,pembukaan serviks ditulis pada lembar partograf saat pembukaan serviks sebesar 4 cm atau lebih.
3)    Pencatatan bagian bawah pada “garis waspada “ dan waktu pemeriksaan di tulis pada bagian bawah dari tanda “x” pada kolom waktu.

b.        Penurunan bagian terbawah /presentasi janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (tiap 4 jam ) atau lebih seringkali ada tanda-tanda penyulit,nilai dan catat turunnya  bagian terbawah atau presentasi janin.
Pada persalinan normal,kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah/presentasi janin.Tetapi kadang kala turunnya bagiann terbawah /presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar”  7 cm.Kata-kata “turunnya kepala”dan garis tidak terputus dari 0.5 tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks.Berikan tanda “O”pada waktu yang sesuai.

c.    Garis waspada /garis bertindak
    Pencatatan fase aktif persalinan harus dimulai dari garis waspasda .Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam) maka harus di pertimbangakan adanya penyulit (misal fase aktif yang memanjang ,macet dan lain-lain.Pertimbangan pula adanya tindakan intervensi yang di perlukan adanya tindakan intervensi yang diperlukan misalnya persiapan rujukan ke fasilitas yang  mampu menangani  penyulit dan kegawatdaruratan obstetri.Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan .

d.    Jam Dan Waktu
    Waktu mulainya fase aktif persalinan
Dibagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan ) tertera kotak-kotak yang di beri angka 1-16.Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya aktif persalinan.
    Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Dibawah lajur kotak yaitu waktu mulai fase aktif ,tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan .Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak diatasnya /lajur kontraksi dibawahnya saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan,catat pemeriksaan ini dikotak waktu yang sesuai.

e.    Kontraksi Uterus
    Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per menit” disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai.

f.    Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obatan lainnya dan cairan IV.
    Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah mulai,didokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan Iv dan dalam saluran tetesan per menit.

    Obat-obatan lain dan cairan IV
Catan semua pemberian obat-obatan tambahan dan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.

3.     Membuat Rencana Asuhan
    Selama persalinan dan kelahiran, rencana seorang bidan harus meliputi asesment dan intervensi agar dapat :
a.    Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan jika persalinan dalam proses yang normal
b.    Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan
c.    Memeriksa bagaimana bayi merespon persalinan dan kelahiran
d.    Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta dalam menentukan asuhan
e.    Membantu keluarga dalam merawat ibu selama persalinan, kelahiran, dan asuhan pasca persalinan dini
f.    Mengenali masalah secepatnya dan mengambil tindakan yang sepatutnya dengan tepat waktu
g.    Pemantauan terus-menerus kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
h.    Pemantauan terus-menerus tanda-tanda vital pada ibu
i.    Pemantauan terus-menerus keadaan bayi
j.    Menganjurkan hidrasi
k.    Menganjurkan perubahan posisi dan ambulasi
l.    Menganjurkan tindakan yang menyamankan
m.    Menganjurkan dukungan keluarga

    Pada saat memberikan asuhan penolong harus waspada terhadap masalah atau penyulit yang mungkin timbul. Ingat bahwa menunda memberikan asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan BBL. Lakukan langkah dan tindakan yang sesuai untuk memastikan proses persalinan yang aman bagi ibu dan kesalamatan bagi bayi yang dilahirkan.

4.    Asuhan Kala I
a.    Penggunaan Partograf
    Patograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono). Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala 1 persalinan.
Kegunaan partograf adalah :
•    Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam.
•    Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
Bagian –bagian dari partograf :
Partograf berisi ruang  kecil untuk  pencatatan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala I persalinan termasuk :
1.    Kemajuan persalinan
a.    Pembukaan serviks
b.    Penurunan kepala janin
c.    Kontraksi Uterus
2.    Keadaan Janin
a.    Djj (deyut jantung janin)
b.    Warna dan jumlah air ketuban
c.    Molase tulang kepala janin
3.    Keadaan Ibu
a.    Nadi, tekanan darah, suhu
b.    Urin : volume dan protein
c.    Obat-obatan dan cairan IV

b.    Memberikan Dukungan Persalinan
    Dukungan pada persalinan dapat mengurangi rasa nyeri persalinan dan memberi kenyamanan. Sebaiknya dukungan persalinan itu secara sederhana, efektif, murah. Karena dengan melakukan ini dapat menurunkan resiko, kemajuan persalinan bertambah baik, serta hasil persalinan bertambah baik. Rasa nyeri ini salah satunya disebabkan karena ketegangan dan kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Metode-metode Dukungan Persalinan :
    Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan udkunagn selama persalinan (orang terdekat : suami,orang tua).
    Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, posisi merengkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
    Relaksasi dan pernafasan (memejamkan mata dengan menarik nafas panjang melalui hidung, membayangkan seolah-olah oksigen mengalir keseluruh tubuh, lalu buang nafas melalui mulut).
    Istirahat dan privasi.
    Memberi rangsangan alternatif yang kuat untuk mengurangi nyeri dan menghambat rasa sakit : kompres hangat, kompres dingin dan sentuhan atau pijatan(pada daerah punggung atau tumit).

c.    Pengurangan Rasa Sakit
1)    Berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
2)    Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.
menurut Varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:
a.    Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua).
b.    Pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
c.    Relaksasi dan pernafasan.
d.    Istirahat dan privasi.
e.    Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan.
f.    Sentuhan.

Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit:
1)    kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang yang memberikan support.
2)     perubahan posisi dan pergerakan
3)    sentuhan dan massase
4)    counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament
5)    pijatan ganda pada pinggul
6)    penekanan pada lutut
7)    kompres hangat dan kompres dingin
8)    Berendam
9)    pengeluaran suara
10)    visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)
11)    musik yang lembut dan menyenangkan ibu

d.    Persiapan Persalinan
Hal-hal yan perlu dipersiapkan selama masa persalinan adalah sebagai berikut:
1) Persiapan bagi ibu :
a.    Bersihkan daerah genitalia eksterna
b.    Kosongkan rectum dan kandung kemih
c.    Pakaian diganti dengan yang longgar
2) Persiapan Alat :
a.    Beberapa pasang sarung tangan steril
b.    Gunting tali pusat
c.    Beberapa klem tali pusat dan klem lainnya
d.    Benang atau plastik klem untuk tali pusat
e.    Alat pengisap lendir bayi
f.    Iodin
g.    Alat-alat untuk penjahit luka
h.    Obat-obatan dan jarum suntiknya
i.    Kain kasa steril dan sebagainya
    Dalam kala I pekerjaan penolong persalinan adalah mengawasi wanita in partu sebaik-baiknya dan melihat, apakah semua persiapan persalinan sudah dilakukan. Member obat atau melakukan tindakan hanya apabila ada indikasi untuk ibu maupun anak. Pada seorang primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk PAP pada kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida baru pada kehamilan 38 minggu. Pada kala I, apabila kepala janin telah masuk sebagian ke dalam PAP serta ketuban belum pecah, tidak ada keberatan wanita tersebut duduk atau berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin. Tetapi umumnya wanita tersebut lebih suka berbaring karena sakit ketika ada his. Berbaring sebaiknya ke sisi, tempat punggung janin berada.    Cara ini mempermudah turunnya kepala dan putaran paksi dalam. Apabila kepala janin belum turun ke dalam pintu atas panggul, sebaiknya wanita tersebut berbaring terlentang, karena bila ketuban pecah, mungkin terjadi komplikasi-komplikasi, seperti prolaps tali pusat, prolaps tangan, dan sebagainya. Apabila his sudah sering dan ketuban sudah pecah, wanita tersebut harus berbaring.
Pemeriksaan luar untuk menentukan letak janin dan turunnya kepala hendaknya dilakukan untuk memeriksa kemajuan partus, di samping dapat dilakukan pula pemeriksaan rectal atau per vaginam. Hasil pemeriksaan per vaginam harus menyokong dan lebih merinci apa yang dihasilkan oleh pemeriksaan luar. (Wiknjosastro, 2005 : 192).
Pemeriksaan dalam diperlukan untuk menilai :
-    Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang menyempit.
-    Keadaan serta pembukaan serviks.
-    Kapasitas panggul.
-    Ada atau tidaknya penghalang (tumor) pada jalan lahir.
-    Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit umpamanya bartholinitis dll.
-    Pecah tidaknya ketuban
-    Presentasi kepala janin.
-    Turunnya kepala dalam ruang panggul.
-    Penilaian besarnya kepala terhadap panggul.
-    Pada kala I wanita in partu dilarang mengedan.

e.    Pemenuhan Kebutuhan Fisik dan Psikologis Ibu dan Keluarga
1)    Mengatur posisi
Anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin). berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.
2)    Pemberian cairan dan nutrisi
Berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektik.
3)     Eliminasi
a.    BAK
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat berkemih secara normal. tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih.
kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:
    memperlambat turunnya bagian terendah janin.
    menimbulkan rasa tidak nyaman.
    meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri.
    mengganggu penatalaksanaan distosia bahu.
    meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan


b.    BAB
Anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi. Tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan resiko infeksi.

f.    Pendokumentasian Kala I
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP (Subjektif, Objektif, Assessment dan Planning). SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Langkah-langkah dalam metoda SOAP merupakan intisari dari proses pemikiran dalam manajemen kebidanan. Alasan-alasan menggunakan metoda SOAP dalam pendokumentasian asuhan kebidanan, antara lain:
1.    SOAP merupakan pencatatan yang memuat kemajuan informasi yang sistematis, mengorganisasikan penemuan dan kesimpulan sehingga terbentuk rencana asuhan.
2.    SOAP merupakan intisari dari manajemen kebidanan untuk penyediaan dan pendokumentasian asuhan.
3.    SOAP merupakan urutan – urutan kegiatan yang dapat membantu bidan dalam mengorganisir pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat komprehensif.
Untuk menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan pendekatan manajemen kebidanan, dijelaskan dalam bagan sebagai berikut:
a.    Komponen dalam Manajemen Kebidanan:
1.      Pengumpulan data dasar
2.       Interpretasi data
3.      Penetapan diagnosa/ masalah  potensial
4.      Penetapan kebutuhan tindakan
5.      Merencanakan asuhan
6.      Melaksanakan asuhan
7.      Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan

Komponen SOAP :
a.    S = Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari klien atau keluarganya. Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 Varney.
b.    O = Objektif
Merupakan data yang diperoleh dari apa yang di lihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan termasuk juga hasil laboratorium. Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
c.     A = Assessment
Merupakan kesimpulan apa yang dibuat dari data – data subjektif/ objektif tersebut. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi
    Diagnosa /masalah
    Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.


d.     P = Planning
Merupakan pendokumentasian apa yang dilakukan dan evaluasinya. Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai lanngkah 5, 6 dan 7 Varney.

















 







BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
           Asuhan persalinan kala 1 sangat penting untuk diterapkan pada ibu dalam masa persalinan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya selama persalinan, selain itu juga dapat membantu ibu dalam memberikan support, dan dapat membuat ibu lebih percaya diri dalam menghadapi proses persalinan.
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Kala I dimulai dari pembukaan serviks 1cm sampai dengan 10cm atau pembukaan lengkap.

           



   








  


DAFTAR PUSTAKA

            http://aa-aamas.blogspot.com/2011/03/ -asuhan-persalinan.html
Rohani SST, Reni Saswita SST. Dan Marisa SST. Salemba Medika 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan





























   

   
   







Tidak ada komentar:

Posting Komentar