Minggu, 02 November 2014

ASKEB I KONSEPSI, OVUM, SPERMA, VERTILISASI

BAB II
PEMBAHASAN
A.     KONSEPSI
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat terjadi jika terpenuhi beberapa kretaria yaitu sebagai berikut :
1.    Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
2.    Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
3.    Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
4.    Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai, melakukan penetrasi dan sampai akhirnya membuahi ovum.
Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat dimana ovulasi karena sperma dapat hidup sampai tiga hari didalam vagina, sedangkan ovum bertahan 12-24 jam setelah dikeluarkan dari ovarium (ovulasi). Kapan wanita mengalami ovulasi dapat dikenali melalui bentuk cairan vagina yang keluar. Jika terlihat bening,banyak, dan licin, maka kemungkinan besar wanita dalam keadaan subur, cairan vagina secara bertahap akan menjadi kental dan berwarna putih keruh setelah melewati masa ovulasi. Selain mengamati karakter cairan vagina, ovulasi dapat juga diprediksi melalui perhitungan siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi pada hari ke -12 sampai ke-14 siklus menstruasi, namun cara ini kurang dapat digunakan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Diperkirakan ada 300 juta sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi dan yang dapat ditampung oleh bagian belakang vagina, namun dalam perjalanannya hanya beberapa ribu saja yang dapat mencapai tuba falopii. Lingkungan vagina yang asam dan adanya daya fagosit dari uterus membuat sebagian besar sperma tidak mampu untuk bertahan hidup, yang akhirnya dikeluarkan lagi melalui vagina.

B.    OVUM
Pertumbuhan Oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge, juga Oogonium didalam kandungan selalu bertambah sampai usia kandungan 6 bulan, jumlah Oogonium saat dilahirkan : 750000,6-15 tahun: 439000, 16-25 tahun : 34000, Menopause : menghilang, pengurangan ini terjadi akibat pertumbuhan dan generasi folikel-folikel, sel telur dapat dibuahi hanya dalam waktu 24 jam setelah ovulasi, sebelum janin dilahirkan sebagai besar Oogonium mengalami perubahan-perubahan pada nukleusnya terjadi pula migrasi dari Oogonium ke konteks ovari sehingga waktu dilahirkan konteks ovari tersisi dengan primordial ovarium follicles, pertumbuhan terhenti ( sel yeng terhenti pada provase meiosis: oosit primer ). Adanya rangsangan FSH meiosis menimbulkan pembelahan kearah pematangan. Benda kutup pertama disisikan dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan Oosit kedua berada dalam sitoplasma yang cukup banyak ( proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi : pematangan pertama ovum, sedangkan pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoon membuahi ovum ( Praworihadrjo,1999 )


Gambar : ovum
a.    Ovulasi
Ovulasi adalah Ovulasi adalah interaksi dari hipotalamus – hipofise – ovarium dan endometrium.
Ovarium memiliki 2 peran utama :
1.    Fungsi endokrin untuk menghasilkan estrogen dan progesteron dalam rangka mempersiapkan uterus untuk menerima hasil konsepsi
2.    Gametogenesis dan ovulasi
b.    Proses Ovulasi
    Perkembangan folikel ovarium terjadi sebagai akibat dari stimulasi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise
    Hipotalamus dan hipofise merupakan organ yang saling terkait. Secara bersama-sama keduanya mengatur struktur dan fungsi ovarium melalui siklus menstruasi.
    Hipotalamus  menghasilkan  GnRH - Gonadotropin Releasing Hormone yang selanjutnya akan merangsang produksi FSH – follicle stimulating hormone dan LH – Luteinizing Hormon.










c.    Proses Ovulasi di Pengaruhi Oleh Kendali Hipofisisi


Perubahan dalam ovarium terutama dikendalikan oleh hipofise anterior yang menghasilkan produksi 3 hormon utama :
1.    FSH – follicle stimulating hormone, yang merangsang pertumbuhan folikel ovarium
2.    LH – Luteinizing Hormone, yang menyebabkan ovulasi dan menyebabkan luteinisasi sel granulosa setelah ovulasi
3.    Prolactine
Pada akhir siklus menstruasi kadar estrogen rendah. Rendahnya kadar estrogen ini merangsang produksi FSH oleh hipofise. Selanjutnya FSH menstimulasi pertumbuhan sejumlah folikel ovarium. Folikel yang terstimulasi akan meningkatkan kadar kadar estrogen dan kenaikan kadar estrogen dapat mempengaruhi hipofisis sehingga menyebabkan penurunan kadar FSH ( proses umpan balik negatif )
Pada sebagian besar kasus, dari 10 – 20 folikel tumbuh dibawah pengaruh FSH namun hanya satu diantaranya (folikel dominan) yang dapat tumbuh cukup besar dan memiliki densitas reseptor FSH yang cukup memadai sehingga dapat memberikan respon dengan rendahnya kadar FSH sehingga dapat terus berkembang sampai tahapan ovulasi.
Kadar estrogen terus meningkat. Pada pertengahan siklus menstruasi situasi ovarium mengendalikan adanya perubahan fungsi hipofise. Peningkatan kadar estrogen yang terjadi akan menyebabkan terjadinya ‘surge’ kadar FSH dan LH ( proses umpan balik positif ). Peristiwa ini akan memicu terjadinya ovulasi. Peranan LH dalam hal ini adalah untuk :
o    Menyebabkan adanya produksi prostaglandin dan ensim proteolitik lokal sehingga dapat terjadi ekstrusi sel telur dari folikel yang telah matang
o    Pertumbuhan corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron.
d.    Fungsi Ovum
Gamet adalah satu-satunya jenis sel yang haploid (mereka hanya berisi satu set kromosom, yang merupakan setengah bahan genetik mereka ditemukan yang diperlukan untuk membuat organisme). Pada manusia, ini berarti mereka memiliki 23 kromosom. Fungsi ovum adalah untuk membawa set kromosom untuk disumbangkan oleh perempuan dan menciptakan lingkungan yang tepat untuk memungkinkan terjadinya pembuahan dengan sperma. Ova juga menyediakan nutrisi bagi embrio berkembang sampai tenggelam ke dalam rahim dan plasenta mengambil alih.

C.    SPERMA

Didalam air mani terdapat spermatozoa sebanyak 100-120 juta tiap cc, Spermatozoon terdiri dari tiga bagian : kaput/ kepala, leher, dan ekor, sperma dapat hidup dalam tubuh wanita lebih kurang 1-3 hari, setelah janin dilahirkan jumlah spermatogonium tidak berubah sampai pubertas, saat pubertas sel-sel spermatogonium dibawah pengaruh sel-sel interstitial leydig kemudian menggadakan pembelahan/mitosis, tiap spermatogonium membelah 2 : spermatosit primer, spermatosit primer membelah 2 : spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah 2 : spermatid, dari spermatid tumbuh menjadi spermatoon ( sel sperma ) . ( Praworihadrjo,1999 ).
Sel sperma adalah gamet jantan, atau sel-sel yang berfungsi dalam reproduksi seksual, sebelum pembuahan. Gamet bergabung dengan gamet lain, dalam hal ini sel telur perempuan, untuk membentuk zigot. Sebuah zigot adalah ovum, atau telur, setelah pembuahan. Sperma adalah singkatan dari spermatozoon, dan spermatozoa dalam bentuk jamak.
Pada mamalia, sel sperma diproduksi di testis laki-laki. Testis, atau testis, menghasilkan lebih dari 4 juta sperma baru setiap jam. Sel-sel sperma yang dihasilkan oleh pembelahan sel yang disebut meiosis, yang menghasilkan masing-masing sel sperma memiliki 23 kromosom, yang merupakan setengah dari kromosom yang ditemukan di setiap sel lainnya dalam tubuh manusia kecuali untuk telur wanita, yang juga mengandung hanya 23. Ketika bergabung, namun, mereka membuat syarat 46 kromosom, sepasang terdiri dari satu kromosom dari laki-laki dan satu dari perempuan, diperlukan untuk perkembangan yang sehat.




Gambar : sperma
Ada tiga bagian pada sel sperma yang sehat. Ada sebuah kapsul kepala yang berisi inti, bagian tengah disebut mitokondria dan ekor panjang disebut flagel. Inti mengandung materi genetik dari 23 kromosom. Mitokondria dalam tubuh sel sperma menyediakan energi untuk aktivitas berenang diperlukan untuk sperma untuk mencapai sel telur. Sisi gerakan sisi flagel dimungkinkan oleh kontraksi alternatif dari serat protein yang membentuk ekor, memberikan dorongan untuk mencapai sel telur wanita setelah sperma telah memasuki vagina. Ada antara 200-50.0000000 sel sperma dalam ejakulasi tunggal.
Tidak semua sel sperma dilepaskan ke dalam vagina akan bertahan berjalanan sampai leher rahim ke saluran tuba. Hanya sel sperma hidup yang sehat dan lurus akan memiliki kesempatan untuk mencapai sel telur, suatu prestasi yang membutuhkan sperma mikroskopis untuk berenang sampai satu jam. Jika tidak ada sel telur untuk dibuahi, sel-sel sperma dapat tetap hidup hingga lima hari atau lebih dalam saluran reproduksi wanita.
Kesuburan pria tergantung pada seberapa sehat sel sperma dan kesehatan sel-sel tergantung untuk sebagian besar pada gaya hidup. Pria yang kelebihan berat badan, tidak mendapatkan cukup latihan atau mengikuti pola makan kurang dalam buah dan sayuran mungkin menemukan bahwa sperma mereka tidak subur seperti biasa. Stres dan polusi juga memainkan peran utama dalam menurunkan kesehatan sperma.

D.    FERTILISASI
Merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum, terjadi penyatuan sperma dengan ovum,sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan. Gambaran proses dari konsepsi sampai dengan fertilisasi adalah sebagai berikut :
Berikut adalah fase-fase dalam konsepsi sampai dengan fertilisasi.
a.    Sperma memasuki vagina
Sperma diejakulasikan diforniks vagina saaat koitus, menuju keampula tuba sebagai tempat fertilisasi.
b.    Proses Kapasitasi
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk mencapai ampula tuba.
c.    Reaksi Akromosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bisa menembus lapisan Oosit / Ovum.
d.    Sperma memasuki zona pellusida dan corona radiata
Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan mengencerkan corona radiata dan zona pellusida
e.    Reaksi Glanula Kortikal
Glanula Kortikal merupakan sel-sel granulose yang berada disekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk kedalam oosit,sehingga mencegah sperma lain untuk masuk.
f.    Fertilisasi
1.    Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk pronukleus pria.
2.    Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.
3.    Kedua pronukleus berfusi.
Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam setelah konsepsi,mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Segera setelah pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan akhirnya dalam waktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang sama besarnya disebut morulla. Proses selanjutnya adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba dikavum uteri pada tingkat blastula.




     Gambar : Fertilisasi

a.    Proses Fertilisasi
Proses pembuahan manusia adalah yang rumit, tetapi telur dan sperma akan bersatu dalam jangka panjang. Meskipun teknis di alam, Anda juga bisa melihatnya sebagai sebuah perjalanan untuk menemukan pasangan yang cocok. Telur akan duduk menunggu satu sperma (keluar hingga 150 juta yang dimulai balapan), dan akan bergabung dengan sperma untuk menciptakan kehidupan manusia. Sementara menunggu telur, ras sperma dan bersaing untuk menjadi yang pertama untuk menembus sel telur. Ketika satu sperma dan sel telur akhirnya bertemu, listrik mengisi udara. Serius, sinyal-sinyal listrik dilepaskan. Meskipun rincian mungkin tidak begitu romantis, ingat bahwa itu adalah perjalanan yang penting.
Fertilisasi manusia dimulai dengan siklus menstruasi wanita. Siklus ini mempersiapkan tubuh wanita untuk pembuahan. Sekitar setengah jalan melalui siklus ini, tubuh wanita siap untuk memulai proses pembuahan manusia. Hal ini pada titik ini bahwa sel telur dilepaskan, atau berovulasi, ke dalam tuba fallopi. Hal ini dalam tabung fallopi ini bahwa fertilisasi akan berlangsung.
Selama hubungan seksual, pria dapat ejakulasi, atau melepaskan air mani ke dalam vagina perempuan. Ada sampai 150 juta sperma dalam air mani dalam ejakulasi tunggal. Sperma melakukan perjalanan ke tuba fallopi untuk memenuhi telur, namun, sperma memiliki beberapa tantangan besar ke depan untuk menyelesaikan perjalanan ini. Misalnya, sperma harus menyelesaikan perjalanan ini dalam waktu 12-48 jam telur yang sedang berovulasi atau sperma akan mati.
Hanya sekitar 85% dari sperma yang tidak benar terstruktur untuk perjalanan. Hal ini membuat sekitar 15% dari sperma untuk menyelesaikan perjalanan menuju sel telur. Sisa sperma akan mengikuti sinyal kimia yang diberikan oleh vagina dan leher rahim, pembukaan rahim. Sinyal kimia akan memandu sperma melalui lendir serviks dan membentuk lapisan uterus. Uterus juga dikenal sebagai rahim dan di mana bayi akan berkembang setelah Fertilisasi.
Hanya sekitar 1.000 sperma yang tersisa. Setelah sperma menuntun sampai uterus, menghadapi tantangan memilih tuba fallopi yang benar. Ada dua saluran telur, dan hanya satu berisi telur. Sperma yang memilih tuba fallopi yang benar akhirnya akan mencapai sel telur.
Proses ini, ejakulasi untuk sisa sperma mencapai sel telur, memakan waktu sekitar 20 menit. Hanya ada selusin sebelah kiri sperma sedikit yang benar-benar membuat ke telur. Sisa sperma mulai mengelilingi telur, dan mereka berlomba untuk menjadi yang pertama dan satu-satunya untuk benar-benar sperma membuahi sel telur.
Setiap kepala sperma mulai melepaskan enzim untuk kerusakan membran telur, lapisan luar telur. Setelah sperma pertama menembus melalui membran telur, telur akan mulai memancarkan sinyal listrik. ketika dua menjadi satu ,Sinyal listrik akan memicu kantung kecil yang terletak tepat di bawah  membran telur, butiran kortikal, untuk melepaskan isinya ke ruang sekitar nya telur. Reaksi ini akan mendorong sisa sperma kembali. Dalam waktu 48 jam, sisa sperma akan mati.
Ketika telur ditembus oleh sperma, membagi sekali lagi dan hasilnya hanya dalam satu set informasi genetik. Telur bertemu dengan sperma, dan mereka menggabungkan informasi genetik mereka bersama-sama. Ketika dua bergabung, proses pembuahan selesai, dan telur yang dibuahi sekarang disebut zigot.
b.    Gejala
Gejala Fertilisasi yang berbeda untuk setiap wanita. Beberapa wanita mengalami gejala yang berbeda untuk setiap kehamilan, juga. Di bawah ini adalah daftar dari beberapa gejala awal yang mungkin seorang wanita mungkin mengalami tepat setelah pembuahan terjadi :
•    Sakit menusuk tajam di dalam rahim yang disebabkan oleh sel telur dibuahi implantasi sendiri
•    Implan juga dapat menyebabkan beberapa bercak atau pendarahan
•    Sering buang air kecil yang disebabkan oleh uterus berkembang dan menempatkan tekanan pada kandung kemih
•    payudara Lebih besar, lebih kuat, dan lembut
•    Pusing pendek dari menegak hormon
c.    Ringkasan
Fertilisasi manusia adalah proses yang sangat rumit dengan banyak langkah yang terjadi dalam waktu singkat. Definisi ini tidak serumit proses. Fertilisasi manusia pada dasarnya adalah perpaduan dari telur dan sperma menghasilkan zigot. Seorang wanita mungkin dapat memberitahu saat telur dibuahi tertanam sendiri dalam rahimnya atau mungkin tidak tahu dia hamil selama berbulan-bulan. Meskipun Fertilisasi manusia membutuhkan sama langkah-demi-langkah proses, setiap perjalanan dan gejala yang dihasilkan bisa berbeda.


E.    IMPLANTASI ( NIDASI )
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endrometerium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblast, yang mampu mengahancurkan atau mencairkan jaringan.Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endrometerium ini banyak mengadung nutrisi untuk buah kehamilan.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat nidasi terjadi sedikit pendarahan akibat luka desidua yang disebut dengan tanda Hartman. Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim ( korpus ) dekat fundus uteri.








Gambar : Proses Terjadinya Ovulasi- Nidasi

Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk endoterm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi endoterm dan membentuk ruang amnion. Terbentuklah suatu lempeng embrional diantara amnion dan yokl sac.
Sel-sel trofoblast mesodermal yang tumbuh di sekitar mudigah akan melapisi bagian dalam trofoblast, sehingga terbentuklah sekat korionik yang kelak menjadi korion. Sel –sel trofoblast tumbuh menjadi 2 lapisan, yaitu sititrofoblast(sebelah dalam) dan sinsiotrofoblast ( sebelah luar ).
Vili korialis yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang-cabang dan di sebut sebagai korion frondosum,sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis (korion leave) kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang. Dalam peringkat nidasi trofoblast dihasilkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG).




BAB III
PENUTUP

1.    KESIMPULAN
Organ tubuh reproduksi berkembang sangat menakjubkan.Sel benih ovarium pada wanita maupun sel benih sperma pada laki-laki tampak pada awal kehidupan janin.Kejadian, bagaimana sel reproduksi ini digerakan ke daerah tepat yang telah ditentukan,yaitu ovarium dan testis,merupakan suatu rahasia agung dan indah.
Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita adalah ilmu yang mempelajari bentuk, susunan serta fungsi organ reproduksi tubuh wanita.
 Organ reproduksi wanita merupakan suatu organ yang terbuka karena berhubungan dengan udara luar. Organ ini sudah ada sejak bayi tetapi baru berfungsi setelah tanda pubertas.
Untuk itu dalam suatu kehamilan terjadi karena adanya suatu proses konsepsi, fertilisasi dan implantasi yang terjadi di dalam uterus, selama lebih kurang sembilan bulan didalam rahim.

2.    SARAN
Bidan harus dapat mempelajari ilmu tentang anatomi dan fisiologi  ibu hamil, agar dapat mengetahui terjadinya suatu proses kehamilan yang normal dan mengetahui tanda-tanda patologis.







DAFTAR PUSTAKA

Http://diahapri244.blogspot.com/2013/09/makalah-anatomi-fisiologi-reproduksi.html

    Rizkiauliarahmawati2012.blogspot.co.id
Hanifa, Prawirodihardjo.2002.ilmu kebidanan . jakarta : yayasan bina pustaka sarwono.
Ari sulistyawati,wonosobo.2002 .Asuhan kebidanan pada kehamilan.Jakarta:salemba Medika


MAKALAH ASKEB II MENILAI KEMAJUAN PERSALINAN

BAB. I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
    Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu, khususnya ibu hamil. Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tak dapat terselamatkan yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu dan anak. Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
    Asuhan persalinan kala 1 memegang kendali penting pada ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan.
    Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Kala I dimulai dari pembukaan serviks 1cm sampai dengan 10cm atau pembukaan lengkap.

B.    Tujuan Penulisan
1.    Menjelaskan tentang menilai data dan membuat diagnosa
2.    Menjelaskan tentang menilai kemajuan persalinan
3.    Menjelaskan tentang asuhan kala I







BAB. II
PEMBAHASAN

1.    Menilai Data Membuat Diagnosa
    Diagnosa kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan.
Berdasarkan temuan-temuan dalam riwayat kesehatan, bidan dapat mengambil keputusan ketika ibu dalam persalinan sesungguhnya dan pada kala atau fase berapa ibu sekarang. Secara keseluruhan  proses keputusan klinis terdiri dari : pengumpulan data – diagnosa- penatalaksanaan – evaluasi.
    Ketika anamnese dan pemeriksaan fisik telah lengkap :
1)    Catat semua temuan secara teliti dan lengkap
2)    Gunakan informasi yang terkumpul untuk menentukan apakah ibu sudah dalam persalinan.
3)    Tentukan ada tidaknya penyulit atau masalah yang harus ditatatlaksana secara khusus
4)    Tentukan diagnosa  buat rencana berdasarkan informasi tersebut
5)    Jelaskan semua temuan, diagnosa dan rencana penatalaksanaan pada ibu dan keluarganya sehingga mereka memahami asuhan yang diberikan.

Kategori    Keterangan
Saat persalinan    Tanda-tanda positif persalinan
•    Pembukaan serviks
•    Kontraksi
•    Lendir darah
Kemajuan persalinan normal    Kemajuan berjalan sesuai dengan partograf
Persalinan bermasalah    Contoh : kemajuan persalinan yang lamban.
Kegawatdaruratan saat persalinan    Contoh :
eklamsia, pendarahan, lilitan tali pusat, bayi mengalami kesulitan.
Tabel : Menilai Data

a.    Diagnosa untuk persalinan sesungguhnya
1)    Persalinan  patut  dicurigai  jika  setelah 22 minggu usia kehamilan, ibu sebentar-sebentar merasa nyeri abdomen bertalian dengan lendir bercampur darah (bloody show), agar dapat mendiagnosa persalinan, bidan harus mengkonfirmasikan pembukaan serviks dan kontraksi yang cukup.
2)    Perubahan serviks, persalinan dapat ditentukan jika serviks secara progresif membuka > 3 cm dan menipis
3)    Kontraksi yang cukup
    Kontraksi dianggap cukup bila :
    Kontraksi terjadi teratur, minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung minimal 40 detik
    Uterus mengeras selama kontraksi, misalnya anda tidak dapat menekuk uterus dengan menekan bagian tersebut menggunakan jari anda
       Lendir darah dari vagina (show).

    Sangat sulit untuk membedakan anatara persalinan sesungguhnya dan persalinan semu. Ingat indikator persalinan sesungguhnya ditandai dengan kemajuan penipisan dan pembukaan serviks.
    Pada minggu –minggu sebelum persalinan dimulai, akan terjadi kontraksi uterus yang tidak menyakitkan, semakin tinggi frekuensinya terjadi pada stadium prodormal persalinan yang dapat berlangsung selama 4 minggu. Kontraksi uterus timbul dari miometrium yang dibentuk dari serabut-serabut otot yang saling terjalin dari kedua duktus muller. Bagian tengah duktus saling menyatu dan septum sentralnya lenyap sehingga membentuk sebuah organ berongga uterus.
    Berikut ini adalah tiga lapisan miometerium :
a)    Lapisan tipis longitudinal disebelah luar.
b)    Lapisan spiral ditengah yang tebal, ukurannya semakin mengecil kearah serviks dan hanya membentuk 10% jaringan serviks.
c)    Lapisan dari sirkular yang tipis. Setiap serabut otot tersusun atas berkas-berkas serabut fibrin, yang masing –masing berbentuk kumparan dengan panjang rata-rat 20mm dan diameter 7 mm. Sel-sel ini terdiri atas serabut kontraktil yang lebih kecil dan tersusun dari rantai aktin dan miosin yang saling terjalin dan dibungkus oleh membran permeable.

a.    Ciri- Ciri Kontraksi Miometrium
    Meskipun uterus atas banyak serabut otot, organ ini berfungsi sebagai satu organ muskuler berongga. Miometrium tidak pernah relaksasi sempurna, tonus istirahat antara 6 dan 12 mmHg. Uterus berkontraksi secara teratur sejak awal kehamilan hingga akhir kehamilan, kontraksi uterus(braxton hicks) tidak menimbulkan rasa nyeri. Setiap kontraksi mengakibatkan meningkatnya tekanan intrauteri dengan amplitudo atau intensitas yang berbeda-beda. Kontraksi ini terdiri atas dua elemen, yaitu peningkatan secara cepat sampai mencapai puncak dan pemulihan secara lambat menuju tonus istirahat. Untuk tujuan deskriptif, intensitas kontraksi dikalikan dengan frekuensi (per 10 menit), memberikan suatu aktivitas uterus yang dinyatakan dalam unit montevideo. Kontraksi uterus dimulai dari suatu pacemaker yang terletak dipersambungan tuba falopii dan uterus pada satu sisi . Gelombang kontraksi berjalan kearah dalam dan bawah dari pacemaker dengan kecepatan 2 cm per detik untuk melibatkan seluruh uterus dalam kontraksi pada segmen atas uterus lebih besar karena ototnya lebih tebal dan jumlah aktinomiosin lebih banyak untuk berkontraksi.
    Ketika ibu mengalami kontraksi semu, ibu merasakan kontraksi yang menyakitkan , namun kontraksi tersebut tidak menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Persalinan semu bisa terjadi beberapa hari atau beberapa minggu sebelum permulaan persalinan sesungguhnya. Oleh karena itu, persalinan semu sangat menyakitkan, mungkin sulit bagi ibu untuk menghadapi masa ini dalam kehamilannya. Dengan memberikan dukungan tersendiri dan pemastian ulang persalinan semu menunjukan bahwa persalinan sesungguhnya akan tiba, bidan dapat membantu ibu untuk menghadapi masa sulit tersebut. 
    Contoh diagnosis persalinan fisiologis : G2 P1 A0 hamil 38 minggu 2 hari, inpartu kala 1 fase aktif JTH preskep.
PERSALINAN SESUNGGUHNYA    PERSALINAN SEMU
Serviks menipis dan membuka    Tidak ada perubahan pada servik
Rasa nyeri dengan interval teratur    Rasa nyeri tidak teratur
Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek    Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain.
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah    Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi.
Rasa nyeri terasa di bagian belakang dan menyebar ke depan.    Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan.
Berjalan menambah intensitas    Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa nyeri.    Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri.
Lendir darah sering tampak    Tidak ada lendir darah
Ada penurunan bagian kepala bayi    Tidak ada kemajuan penurunan  bagian terndah janin.
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP di antara kontraksi.    Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi.
Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya.    Pemberian obat penenang yang efesien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu.
Tabel : Karekteristik persalinan sesungguhnya dan semu

2.    Menilai Kemajuan Persalinan
    Untuk menilai kemajuan persalinan, kita dapat menggunakan partograf pada kolom dan lajur kedua, yang berisikan pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin dan kontraksi uterus pada kolom di bawahnya. Temuan-temuan pada kolom tersebut dapat menunjukkan bahwa kala I mengalami :
Kemajuan persalinan, jika :
a)    Kontraksi uterus teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi
b)    Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan, fase aktif (dilatasi berlangsung atau ada di sebelah kiri garis waspada)
c)    Serviks tampak dipenuhi bagian bawah janin
 Kemajuan yang kurang baik, jika :
a)    Kontraksi uterus yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
b)    Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan, fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada)

        Kemajuan yang kurang dapat menyebabkan persalinan lama.Selain menilai kemajuan persalinan partograf juga dapat digunakan untuk menilai :
a)      Kemajuan pada kondisi janin
    Jika DJJ tidak normal (< 100 atau > 180/menit, curiga adanya gawat janin).
    Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan vertek fleksi sempurna digolongkan ke dalam malposisi dan malpresentasi.
    Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama, tangani penyebab tersebut.
b)    Kemajuan pada kondisi Ibu, lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada ibu :
    Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atai IV
    Jika tekanan darah menurun curigai adanya perdarahan
    Jika terdapat acetone di dalam urine, curigai masukan nutrisi yang kurang, segera berikan dekstrose IV.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
                                                                               
    1    2    3    4    5    6    7    8    9    10



    Kolom dan lajur ke-2 pada partograf adalah 2 pencatatan kemajuan persalinan,diisi bagian kiri terdapat angka 0-10 sama dengan jumlah kotak  setiap nomor atau kotak memprestasikan pembukaan 1 cm dan menunjukan besarnya pembukaan serviks . Sepanjang garis paling bawah terdapat angka 0-16 untuk jam dan waktu persalinan setiap nomor /kotak mewakilkan 1jam .

a.    Pembukaan serviks
    Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam ,bila ada tanda-tanda penyulit dilakukan lebih sering  :
1)    Jika ibu datang pada masa laten,catat hasil observasi dan pemeriksaan pembukaan serviks serta waktu pemeriksaan pembukaan serviks serta waktu pemeriksaannya pada KMS ibu hamil /pada berkas lain.
2)    Bila setelah persalinan pertama (ibu datang) his berkurang , kemungkinan belum inpartu,pembukaan serviks ditulis pada lembar partograf saat pembukaan serviks sebesar 4 cm atau lebih.
3)    Pencatatan bagian bawah pada “garis waspada “ dan waktu pemeriksaan di tulis pada bagian bawah dari tanda “x” pada kolom waktu.

b.        Penurunan bagian terbawah /presentasi janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (tiap 4 jam ) atau lebih seringkali ada tanda-tanda penyulit,nilai dan catat turunnya  bagian terbawah atau presentasi janin.
Pada persalinan normal,kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah/presentasi janin.Tetapi kadang kala turunnya bagiann terbawah /presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar”  7 cm.Kata-kata “turunnya kepala”dan garis tidak terputus dari 0.5 tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks.Berikan tanda “O”pada waktu yang sesuai.

c.    Garis waspada /garis bertindak
    Pencatatan fase aktif persalinan harus dimulai dari garis waspasda .Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam) maka harus di pertimbangakan adanya penyulit (misal fase aktif yang memanjang ,macet dan lain-lain.Pertimbangan pula adanya tindakan intervensi yang di perlukan adanya tindakan intervensi yang diperlukan misalnya persiapan rujukan ke fasilitas yang  mampu menangani  penyulit dan kegawatdaruratan obstetri.Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan .

d.    Jam Dan Waktu
    Waktu mulainya fase aktif persalinan
Dibagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan ) tertera kotak-kotak yang di beri angka 1-16.Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya aktif persalinan.
    Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Dibawah lajur kotak yaitu waktu mulai fase aktif ,tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan .Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak diatasnya /lajur kontraksi dibawahnya saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan,catat pemeriksaan ini dikotak waktu yang sesuai.

e.    Kontraksi Uterus
    Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per menit” disebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai.

f.    Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obatan lainnya dan cairan IV.
    Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah mulai,didokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan Iv dan dalam saluran tetesan per menit.

    Obat-obatan lain dan cairan IV
Catan semua pemberian obat-obatan tambahan dan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.

3.     Membuat Rencana Asuhan
    Selama persalinan dan kelahiran, rencana seorang bidan harus meliputi asesment dan intervensi agar dapat :
a.    Memantau perubahan tubuh ibu untuk menentukan jika persalinan dalam proses yang normal
b.    Memeriksa perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan
c.    Memeriksa bagaimana bayi merespon persalinan dan kelahiran
d.    Membantu ibu memahami apa yang sedang terjadi sehingga ia berperan serta dalam menentukan asuhan
e.    Membantu keluarga dalam merawat ibu selama persalinan, kelahiran, dan asuhan pasca persalinan dini
f.    Mengenali masalah secepatnya dan mengambil tindakan yang sepatutnya dengan tepat waktu
g.    Pemantauan terus-menerus kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
h.    Pemantauan terus-menerus tanda-tanda vital pada ibu
i.    Pemantauan terus-menerus keadaan bayi
j.    Menganjurkan hidrasi
k.    Menganjurkan perubahan posisi dan ambulasi
l.    Menganjurkan tindakan yang menyamankan
m.    Menganjurkan dukungan keluarga

    Pada saat memberikan asuhan penolong harus waspada terhadap masalah atau penyulit yang mungkin timbul. Ingat bahwa menunda memberikan asuhan kegawatdaruratan akan meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan BBL. Lakukan langkah dan tindakan yang sesuai untuk memastikan proses persalinan yang aman bagi ibu dan kesalamatan bagi bayi yang dilahirkan.

4.    Asuhan Kala I
a.    Penggunaan Partograf
    Patograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono). Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala 1 persalinan.
Kegunaan partograf adalah :
•    Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam.
•    Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.
Bagian –bagian dari partograf :
Partograf berisi ruang  kecil untuk  pencatatan hasil pemeriksaan yang dilakukan selama kala I persalinan termasuk :
1.    Kemajuan persalinan
a.    Pembukaan serviks
b.    Penurunan kepala janin
c.    Kontraksi Uterus
2.    Keadaan Janin
a.    Djj (deyut jantung janin)
b.    Warna dan jumlah air ketuban
c.    Molase tulang kepala janin
3.    Keadaan Ibu
a.    Nadi, tekanan darah, suhu
b.    Urin : volume dan protein
c.    Obat-obatan dan cairan IV

b.    Memberikan Dukungan Persalinan
    Dukungan pada persalinan dapat mengurangi rasa nyeri persalinan dan memberi kenyamanan. Sebaiknya dukungan persalinan itu secara sederhana, efektif, murah. Karena dengan melakukan ini dapat menurunkan resiko, kemajuan persalinan bertambah baik, serta hasil persalinan bertambah baik. Rasa nyeri ini salah satunya disebabkan karena ketegangan dan kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Metode-metode Dukungan Persalinan :
    Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan udkunagn selama persalinan (orang terdekat : suami,orang tua).
    Pengaturan posisi : duduk atau setengah duduk, posisi merengkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
    Relaksasi dan pernafasan (memejamkan mata dengan menarik nafas panjang melalui hidung, membayangkan seolah-olah oksigen mengalir keseluruh tubuh, lalu buang nafas melalui mulut).
    Istirahat dan privasi.
    Memberi rangsangan alternatif yang kuat untuk mengurangi nyeri dan menghambat rasa sakit : kompres hangat, kompres dingin dan sentuhan atau pijatan(pada daerah punggung atau tumit).

c.    Pengurangan Rasa Sakit
1)    Berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.
2)    Metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.
menurut Varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:
a.    Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua).
b.    Pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri.
c.    Relaksasi dan pernafasan.
d.    Istirahat dan privasi.
e.    Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan.
f.    Sentuhan.

Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit:
1)    kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang yang memberikan support.
2)     perubahan posisi dan pergerakan
3)    sentuhan dan massase
4)    counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament
5)    pijatan ganda pada pinggul
6)    penekanan pada lutut
7)    kompres hangat dan kompres dingin
8)    Berendam
9)    pengeluaran suara
10)    visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)
11)    musik yang lembut dan menyenangkan ibu

d.    Persiapan Persalinan
Hal-hal yan perlu dipersiapkan selama masa persalinan adalah sebagai berikut:
1) Persiapan bagi ibu :
a.    Bersihkan daerah genitalia eksterna
b.    Kosongkan rectum dan kandung kemih
c.    Pakaian diganti dengan yang longgar
2) Persiapan Alat :
a.    Beberapa pasang sarung tangan steril
b.    Gunting tali pusat
c.    Beberapa klem tali pusat dan klem lainnya
d.    Benang atau plastik klem untuk tali pusat
e.    Alat pengisap lendir bayi
f.    Iodin
g.    Alat-alat untuk penjahit luka
h.    Obat-obatan dan jarum suntiknya
i.    Kain kasa steril dan sebagainya
    Dalam kala I pekerjaan penolong persalinan adalah mengawasi wanita in partu sebaik-baiknya dan melihat, apakah semua persiapan persalinan sudah dilakukan. Member obat atau melakukan tindakan hanya apabila ada indikasi untuk ibu maupun anak. Pada seorang primigravida aterm umumnya kepala janin sudah masuk PAP pada kehamilan 36 minggu, sedangkan pada multigravida baru pada kehamilan 38 minggu. Pada kala I, apabila kepala janin telah masuk sebagian ke dalam PAP serta ketuban belum pecah, tidak ada keberatan wanita tersebut duduk atau berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin. Tetapi umumnya wanita tersebut lebih suka berbaring karena sakit ketika ada his. Berbaring sebaiknya ke sisi, tempat punggung janin berada.    Cara ini mempermudah turunnya kepala dan putaran paksi dalam. Apabila kepala janin belum turun ke dalam pintu atas panggul, sebaiknya wanita tersebut berbaring terlentang, karena bila ketuban pecah, mungkin terjadi komplikasi-komplikasi, seperti prolaps tali pusat, prolaps tangan, dan sebagainya. Apabila his sudah sering dan ketuban sudah pecah, wanita tersebut harus berbaring.
Pemeriksaan luar untuk menentukan letak janin dan turunnya kepala hendaknya dilakukan untuk memeriksa kemajuan partus, di samping dapat dilakukan pula pemeriksaan rectal atau per vaginam. Hasil pemeriksaan per vaginam harus menyokong dan lebih merinci apa yang dihasilkan oleh pemeriksaan luar. (Wiknjosastro, 2005 : 192).
Pemeriksaan dalam diperlukan untuk menilai :
-    Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang menyempit.
-    Keadaan serta pembukaan serviks.
-    Kapasitas panggul.
-    Ada atau tidaknya penghalang (tumor) pada jalan lahir.
-    Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit umpamanya bartholinitis dll.
-    Pecah tidaknya ketuban
-    Presentasi kepala janin.
-    Turunnya kepala dalam ruang panggul.
-    Penilaian besarnya kepala terhadap panggul.
-    Pada kala I wanita in partu dilarang mengedan.

e.    Pemenuhan Kebutuhan Fisik dan Psikologis Ibu dan Keluarga
1)    Mengatur posisi
Anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin). berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.
2)    Pemberian cairan dan nutrisi
Berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektik.
3)     Eliminasi
a.    BAK
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat berkemih secara normal. tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih.
kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:
    memperlambat turunnya bagian terendah janin.
    menimbulkan rasa tidak nyaman.
    meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri.
    mengganggu penatalaksanaan distosia bahu.
    meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan


b.    BAB
Anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi. Tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan resiko infeksi.

f.    Pendokumentasian Kala I
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah SOAP (Subjektif, Objektif, Assessment dan Planning). SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Langkah-langkah dalam metoda SOAP merupakan intisari dari proses pemikiran dalam manajemen kebidanan. Alasan-alasan menggunakan metoda SOAP dalam pendokumentasian asuhan kebidanan, antara lain:
1.    SOAP merupakan pencatatan yang memuat kemajuan informasi yang sistematis, mengorganisasikan penemuan dan kesimpulan sehingga terbentuk rencana asuhan.
2.    SOAP merupakan intisari dari manajemen kebidanan untuk penyediaan dan pendokumentasian asuhan.
3.    SOAP merupakan urutan – urutan kegiatan yang dapat membantu bidan dalam mengorganisir pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat komprehensif.
Untuk menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebidanan sebagai pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan dengan pendekatan manajemen kebidanan, dijelaskan dalam bagan sebagai berikut:
a.    Komponen dalam Manajemen Kebidanan:
1.      Pengumpulan data dasar
2.       Interpretasi data
3.      Penetapan diagnosa/ masalah  potensial
4.      Penetapan kebutuhan tindakan
5.      Merencanakan asuhan
6.      Melaksanakan asuhan
7.      Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan

Komponen SOAP :
a.    S = Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari klien atau keluarganya. Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 Varney.
b.    O = Objektif
Merupakan data yang diperoleh dari apa yang di lihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan termasuk juga hasil laboratorium. Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
c.     A = Assessment
Merupakan kesimpulan apa yang dibuat dari data – data subjektif/ objektif tersebut. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi
    Diagnosa /masalah
    Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/ kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.


d.     P = Planning
Merupakan pendokumentasian apa yang dilakukan dan evaluasinya. Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai lanngkah 5, 6 dan 7 Varney.

















 







BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
           Asuhan persalinan kala 1 sangat penting untuk diterapkan pada ibu dalam masa persalinan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya selama persalinan, selain itu juga dapat membantu ibu dalam memberikan support, dan dapat membuat ibu lebih percaya diri dalam menghadapi proses persalinan.
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Kala I dimulai dari pembukaan serviks 1cm sampai dengan 10cm atau pembukaan lengkap.

           



   








  


DAFTAR PUSTAKA

            http://aa-aamas.blogspot.com/2011/03/ -asuhan-persalinan.html
Rohani SST, Reni Saswita SST. Dan Marisa SST. Salemba Medika 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan